Jumat, 09 September 2011

Pengaruh Dividen Payout Ratio dan Struktur Modal terhadap Perubahan Harga Saham (BAB III)


BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah dividend payout ratio, struktur modal dan perubahan harga saham dari populasi saham pada perusahaan yang termasuk sektor konsumsi  yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2000-2009. Dengan lokasi penelitian dilaksanakan di Pojok Bursa FE Universitas Siliwangi.

3.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia
 Sejarah pasar modal indonesia dimulai sejak pemerintah Hindia Belanda yang mendirikan Bursa Efek Batavia pada tanggal 14 Desember 1912, yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor De Effecten Handel. Tujuan pendirian Bursa Efek di Batavia adalah dalam rangka menampung efek-efek yang dimiliki oleh orang Belanda yang sering diperjualbelikan di Bursa Amsterdam. Sehingga kehadiran Bursa Efek di Indonesia pada jaman kolonial merupakan pelengkap dari Bursa Amsterdam. Efek yang diperjualbelikan merupakan saham dan obligasi perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda serta efek-efek  Belanda yang lain.
Kemajuan ekonomi yang dialami Indonesia segera mendorong ekspansi bursa ke Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925, kemudian disusul dengan pembukaan Bursa Efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. kegiatan di masing-masing bursa pada saat itu masih didominasi oleh penduduk asing di Indonesia. Hal ini karena daya beli dan penghasilan penduduk Indonesia relatif masih sangat rendah. Terjadi perang dunia ke-2 pada tahun 1939, Belanda yang merasakan gentingnya situasi di Pasifik, segera menutup Bursa Efek Semarang dan Surabaya serta dilakukan tindakan yang serupa terhadap Bursa Efek Jakarta.
Pada tanggal 3 Juni 1952 pasar modal diaktifkan kembali dan pengelolaannya diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE), dibawah pengawasan bank Indonesia. Dasar hukum pembukaan Bursa Efek Indonesia adalah UU No.15 tahun 1952 tentang Bursa dan Keputusan Menteri Keuangan No. 289737/UU tanggal 1 Nopember 1951. Adapun tujuan pembukaan kembali Bursa Efek Indonesia adalah untuk menampung efek-efek perusahaan yang dijual keluar negara, terutama ke negara Belanda. Dan juga bertujuan untuk menampung perdagangan obligasi yang diterbitkan pemerintah pada tahun 1950. Pembukaan ini menandai era kedua dari Bursa Efek Indonesia. Namun perkembangan pasar modal tidak menunjukan kemajuan ekonomi yang berarti.
Untuk lebih memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan persiapan yang matang, pemerintah mengaktifkan kembali beroperasinya pasar modal pada tanggal 10 Agustus 1997. Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penggairahan kembali perbankan, untuk memperluas distribusi kepemilikan saham-saham (terutama pada pemodal kecil), serta untuk memperluas dan memperdalam sektor keuangan. Pemerintah yang menyadari arti penting pasar modal bagi pembangunan nasional, melalui serangkaian paket deregulasi berusaha mempermudah prosedur listing dan transaksi sekuritas, sehingga apabila tujuan deregulasi ini tercapai, maka perkembangan ekonomi nasional akan mengalami pertumbuhan yang meningkat.
Pada tahun 2007 terjadi sebuah perubahan besar yang mendasar, dimana terjadi penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sehingga pemerintah memutuskan mengubah namanya menjadi Bursa Efek dapat dilihat sebagai berikut:
1.      14 Desember 1912: Bursa Efek pertama di Indonesia di bentuk di Batavia oleh peerintah Hindia Belanda.
2.      1914-1918: Bursa Efek di Batavia di tutup selama PD I.
3.      1925-1942: Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
4.      Awal Tahun 1939: Karena isu polotik (PD II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya di tutup.
5.      1942-1952: Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama PD II.
6.      1952-1956: Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kemabali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dengan menteri keuangan (Prof. Dr. Sumito Djojohadikusumo) instrumen yang diperdagangkan Obligasi pemerintah RI (1950).
7.      1956-1977: Program Nasionalisasi perushaan Belanda menjadi perusahaan milik Indonesia membuat Bursa Efek semakin tidak aktif, perdagangan di Bursa Efek vakum.
8.      10 Agustus 1977: Bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto, BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal), tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal pengaktifan kembali juga di tandai go publik PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
9.      1977-1988: Perdagangan di BEJ sangat lesu, jumlah emiten baru mencapai 24, karrena masyarakat lebih memilih instrumen perbankan ketimbang Pasar Modal.
10.  1987-1988: Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 1987) yang memberi kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
11.  1988-1996: Paket deregulasi dibidang perbankan dan Pasar Modal di luncurkan pintu BEJ terbuka untuk asing, aktivasi bursa terlihat meningkat.
12.  13 Juli 1992: Swastanisasi BEJ, BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal yang sama pula diperingati sebagai HUT BEJ.
13.  22 Mei 1995: Sistem otomatisasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem JATS (Jakarta Automated Trading System).
14.  10 November 1995: Pemerintah mengeluarkan UU No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, diberlakukan mulai Januari 1996.
15.  Tahun 2007: Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Burssa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sampai saat ini terdapat ratusan perusahaan yang terdaftar di BEI, salah satunya adalah perusahaan yang bergerak dalam Sektor Barang Konsumsi yang merupakan salah satu bidang yang akan diteliti oleh penulis.

3.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI)
Organisasi dalam sebuah perusahaan merupakan wadah kerjasama antara orang-orang yang terlibat didalamnya dengan menggunakan alat-alat produksi sumber daya lain untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan suatu instrumen untuk mendefinisikan tugas, tanggung jawab serta wewenang yang harus dijalankan dalam suatu organisasi. Job description di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah sebagai berikut:
DEWAN KOMISARIS
1.      Komisaris Utama                    : I Nyoman Tjager
2.      Komisaris                                : Mustofa
3.      Komisaris                                : Chaeruddin Berlian
4.      Komisaris                                : Johnny Darmawan
5.      Komisaris                                : Felix Oentoeng Soebagjo
DEWAN DIREKSI
1.      Direktur Utama                                                                 : Ito Warsito
2.      Direktur Penilaian Perusahaan                                          : Eddy Sugito
3.      Direk. Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa       : Wen Wei Yiong
4.      Direk. Pengawasan Transaksi dan  Kepatuhan                : Uriep Budhi P
5.      Direktur Pengembangan                                                   : Friderica W D
6.       Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko     : Adikin Basirun
7.      Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia              : Supandi
DAFTAR NAMA PEJABAT KEPALA DIVISI / KEPALA SATUAN
Direktorat Utama
1.      Sekretaris Perusahaan                         : Irmawati Amran
2.      Divisi Hukum                                      : Dewi Arum P
3.      Satuan Pemeriksa Internal                  : Widodo
Direktorat Penilaian Perusahaan
1.      Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil         : I Gede Nyoman B.Y.
2.      Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa        : Umi Kulsum
3.      Divisi Penilaian Perusahaan Surat Utang       : Saptono Adi Junarso
Direktorat Perdagangan & Pengaturan Anggota Bursa
1.      Divisi Perdagangan Saham                             : Andre PJ Tolle
2.      Divisi Perdagangan Surat Utang & Derivatif : Erna Dewayani
3.      Divisi Keanggotaan                                        : Andi Sudhana
Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan
1.      Divisi Pengawasan Transaksi                          : Hamdi Hassyarbaini
2.      Divisi Kepatuhan Anggota Bursa                   : Kristian S. Manullang
Direktorat Pengembangan
1.      Divisi Riset                                                     : Edison Hulu
2.      Divisi Pengembangan Usaha                          : Hari Purnomo
3.      Divisi Pemasaran                                             : Isharsaya
4.      Chief Economist                                              : Edison Hulu
Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko
1.      Divisi Operasional Teknologi Informasi         : Yohanes Liauw
2.      Divisi Pengem Solusi Bisnis Tek. Informasi   : Didit Agung Laksono
3.      Divisi Manajemen Risiko                                : Mohammad Mukhlis
Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia
1.      Divisi Keuangan                                             : Yohanes A. Abimanyu
2.      Divisi Sumber Daya Manusia                         : Mirna Kurniawati
3.      Divisi Umum                                                   : -

3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara yang digunakan penulis guna mendapatkan arah dan tujuan pada penelitian yang akan dilakukakan. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah :
1.    Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang paling umum digunakan dari penelitian deskriptif ini meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi, keadaan, ataupun prosedur. Data deskriptif umumnya dikumpulkan melalui daftar pertanyaan dalam survei, wawancara, ataupun observasi (Mudrajat, 2003: 8).
2.    Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional berusaha untuk menentukan apakah terdapat hubungan (asosiasi) antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti. Yang dimaksud variabel adalah suatu konsep yang dapat diasumsikan sebagai suatu kisaran nilai. Penelitian ini tidak menjelaskan sebab akibat, melainkan hanya menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti (Mudrajat, 2003: 9).

3.2.1 Operasionalisasi Variabel
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya (Sugiyono, 2006: 2). Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga variabel yang disesuaikan dengan judul penelitian yaitu dividen payout ratio (DPR), struktur modal dan perubahan harga saham. Ketiga variabel tersebut terdiri dari dua variabel independent dan satu variabel dependent, maka yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
1.    Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen adalahvariabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya. (Mudrajat, 2003: 42)


   Dalam kaitanya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel independen adalah:
a.    Dividen Payout Ratio (X1) adalah merupakan indikasi atas presentase jumlah pendapatan yang diperoleh dan didistribusikan kepada pemilik atau pemegang saham dalam bentuk kas (Gitman, 2003 dalam Dini 2009). Dimana DPR yang dimaksud dalam penelitian ini adalah DPR yang terdapat pada laporan keuangan pada perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2000-2009.
b.    Struktur modal (X2), dimana dalam penelitian ini diukur dengan debt equity ratio (DER) yaitu perbandingan antara hutang perusahaan terhadap modal yang dimiliki perusahaan. Dimana DER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah DER yang terdapat pada laporan keuangan pada perusahaan  sektor barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia periode 2000-2009.
2.    Variabel Dependent (variabel terikat)
    Variabel independen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamatan akan dapat memprediksi ataupun menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. (Mudrajat, 2003: 42)
    Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, maka yang menjadi variabel dependen adalah perubahan harga saham (Y). perubahan harga saham merupakan perbandingan harga saham periode tertentu dikurangi harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. Dimana harga saham yang dipakai dalam penelitian ini adalah harga sahan penutupan (closing price) pada periode 2005-2009. Untuk lebih jelasnya, tabel operasionalisasi variabel penelitian dapat disajikan sebagi berikut:
Table 3.1
Operasionalisasi variabel
Nama variabel
Definisi variabel
formula
Skala
Dividen Payout Ratio (DPR)
Perbandingan antara DPS dengan EPS.
rasio
Struktur modal yang lebih difokuskan pada Debt to Equity Ratio (DER)
Perbandingan antara hutang perusahaan terhadap modal yang dimiliki perusahaan
rasio
Perubahan Harga Saham
Perbandingan harga saham periode tertentu dikurangi harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya

rasio

3.2.2 Pengumpulan Data
3.2.2.1  Jenis Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu penelitian melalui buku-buku literatur, sumber data dan informasi lainnya yang ada hubungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan masalah yang diteliti. Penelitian dengan data sekunder biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. (Mudrajat, 2003: 127)
Selain itu juga data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kauntitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka, menunjukan nilai terhadap besaran variable yang diwakilinya. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data-data yang bersumber dari laporan keuangan tahunan emiten dalam Jakarta Stock Exchange (JSX) statistik yang terdapat di Pojok Bursa Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.

3.2.2.2  Populasi dan Sampel Sasaran Penelitian
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Mudrajat, 2003: 103). Populasi dalam penelitian kali ini adalah perusahaan sektor barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2000-2009, yang terdiri dari 39 perusahaan per 2009yaitu:
Table 3.2
Daftar perusahaan sektor barang konsumsi
No.
Perusahaan
Kode
Keterangan
1
2
3
4
FOOD AND BEVERAGES
1
Ades Water Indonesia Tbk.
ADES
mengganti nama menjadi PT. Akasha Wira International Tbk.
2
Aqua Golden Mississippi Tbk.
AQUA
aktif
3
Cahya Kalbar Tbk.
CEKA
aktif
4
Davomas Abadi Tbk.
DAVO
aktif
5
Delta Djakarta Tbk.
DLTA
aktif
6
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
aktif
7
Mayora Indah Tbk.
MYOR
aktif
8
Multi Bintang Indonesia Tbk.
MLBI
aktif
9
Prasidha Aneka Niaga Tbk.
PSDN
aktif
10
Sari Husada Tbk.
SHDA
keluar 2008
11
Sekar BUmi Tbk.
SKBM
baru masuk 2007
12
Sekar Laut Tbk.
SKLT
aktif
13
Siantar TOP Tbk.
STTP
aktif
14
SMART Tbk.
SMAR
aktif

1
2
3
4
15
Suba Indah Tbk.
SUBA
keluar 2008
16
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
AISA
aktif
17
Tunas Baru Lampung
TBLA
keluar 2007
18
Ultra Jaya Milk Tbk.
ULTJ
aktif
TOBACCO MANUFACTURES
19
BAT Indonesia Tbk.
BATI
aktif
20
Bentoel Internasional Investama Tbk.
RMBA
aktif
21
Gudang Garam Tbk.
GGRM
aktif
22
HM Sampoerna Tbk.
HMSP
aktif
PHARMACEUTICAL
23
Brisol-Myers Squibb Indonesia (PS) Tbk.
SQBI
mengganti nama menjadi Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. pada 2009
24
Brisol-Myers Squibb Indonesia Tbk.
SQBB
mengganti nama menjadi Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk.(PS) pada 2009
25
Darya-Varia Laboratoria Tbk.
DVLA
aktif
26
Indofarma Tbk.
INAF
aktif
27
Kalbe Farma Tbk.
KLBF
aktif
28
Kimia Farma Tbk.
KAEFA
aktif
29
Merck Indonesia Tbk.
MERK
aktif
30
Pyridam Farma Tbk.
PYFA
aktif
31
Schering Plough Indonesia Tbk.
SCPI
aktif
32
Tempo Scan Pacific Tbk.
TSPC
aktif
COSMETICS AND HOUSHOLD
33
Mandom Indonesia Tbk.
TCID
aktif
34
Mustika Ratu Tbk.
MRAT
aktif
35
Sara Lee Body Care Indonesia Tbk.
PROD
baru masuk 2007
36
Unilever Indonesia tbk.
UNVR
aktif
HOUSEWARE
37
Kedaung Indah Can Tbk.
KICI
aktif
38
Kedwung setia Industri Tbk.
KSDI
aktif
39
Langgeng Makmur industria Tbk.
LMPI
aktif
Sumber: www.idx.co.id/ 22/02/2011
dimana penulis memilih 8 emiten yang dianggap mewakili dalam metode purposive sampling atau emiten yang dianggap memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria dari perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut:
1.      Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki modal yang positif.
2.      Perusahaan menerbitkan laporan keuangan secara periodik selama periode penelitian yaitu 2000 sampai dengan 2009.
3.      Perusahaan yang membayarkan dividen selama periode penelitian.
4.      Perusahaan yang menghasilkan laba tiap tahunnya.
Tabel 3.3
Pengambilan Sampel Penelitiaan
No.
Keterangan
Jumlah
1
2
3
1
Jumlah perusahaan sektor konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tahun 2009
39
2
Perusahaan pada sektor konsumsi yang tidak membayarkan dividen tunai selama atau salah satu pada periode pengamatan
(26)
3
Perusahaan yang keluar atau tidak listing lagi di BEI
(3)
4
Perusahaan yang baru masuk/listing di BEI per periode pengamatan
(2)

Jumlah sampel penelitian (perusahaan sektor konsumsi)
8

Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah:
Table 3.4
Daftar perusahaan sektor barang konsumsi
No.
Perusahaan
Kode
Tanggal berdiri
Sub sektor
1
2
3
4
5
1
Aqua Golden Missisipi Tbk.
AQUA
23 Feb 1973
Food And Beverages
2
Delta Djakarta tbk.
DLTA
15 Jun 1970
Food And Beverages
3
Indofood Sukses Makmur Tbk.
INDF
14 Aug 1990
Food And Beverages
4
PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.
MLBI
03 Jun 1929
Food And Beverages
5
PT. Gudang Garam Tbk.
GGRM
26 Jun 1958
Tobacco Manufacturers
6
HM Sampoerna Tbk.
HMSP
19 Oct 1963
Tobacco Manufacturers
7
PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
TSPC
20 May 1970
Pharmaceuticals
8
PT. Unilever Indonesia Tbk.
UNVR
05 Dec 1933
Cosmetics And Household



3.2.3  Teknik Pengumpulan Data
                  Penulis melakukan studi lapangan dan studi kepustakaan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data yang penulis peroleh dari Pojok Bursa Efek Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Data sekunder ini penulis peroleh melalui buku-buku, jurnal, fasilitas internet, serta karya tulis lainnya yang menunjang dan dianggap dapat memberikan masukkan dalam penelitin ini.

3.3  Paradigma Penelitian
Berdasarkan uraian dalam kerangka pemikiran, penulis menyajikan model/paradigm penelitian mengenai pengaruh dividen payout ratio dan struktur modal terhadap pertumbuhan harga saham, adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Paradigma penelitian

X1
X2
Y




 



                                                       







Keterangan :
X1       : DPR
X2       : DER
Y         : Perubahan Harga Saham
          : Variabel residu/residual variabel
          : koefisien korelasi hubungan antara X1 dan X2
       : Besarnya pengaruh X1 terhadap Y
     : Besarnya pengaruh X2 terhadap Y
           : Pengaruh variabel residu terhadap Y
3.4    Teknik Analisis Data
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Stastistical Product And Service Solution) versi 16.
Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Analisis ini digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan/pengaruh antar variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/reciprocal). Dengan demikian dalam model hubungan/pengaruh antar variabel tersebut, terdapat variabel independen dalam hal ini disebut variabel Eksogen (Exsogenous) dan variabel dependen yang disebut Endogen (Endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen terakhir.



Langkah-langkah atau prosedur pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini (Riduwan dan Engkos, 2008: 222) adalah:
1.      Menghitung Koefisien Korelasi (r)
Koefisien korelasi ini akan menentukan tingkat keeratan antara variabel X1 dengan Y dan X2 dengan Y dan X1 terhadap X2 serta X1 dan X2 terhadap Y. Analisis korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment, dengan rumus:
Korelasi PPM dilambangkan  dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari  -1< r < 1. Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r =1 berarti korelasinya sangat kuat.
Table 3.5
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,80 – 1.000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan (2005:138)

untuk mengetahui hubungan antara variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut:
2.      Menghitung koefisien jalur antar variabel dengan menggunakan program SPSS (Stastistical Product And Service Solution) yang ditunjukan pada output yang dinamakan Coefficient yang dinyatakan sebagai Standardized Coefficient atau dikenal dengan nilai Beta.
3.      Menghitung faktor residu atau sisa
Koefisein residu (ε) dapat dihitung berdasarkan output Model Summary pada program SPSS (Stastistical Product And Service Solution). Rumus yang digunakan adalah:
Dimana nilai  merupakan nilai R Square pada Model Summary.
4.      Pengujian Hipotesis Operasional
a.       Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut:
Ho : = 0
Ha :  0
Untuk mencari besarnya pengaruh baik langsung maupun tidak langsung antar variabel X1 dan X2 terhadap Y adalah sebagai berikut:
·       Untuk jalur X1 terhadap Y:
a.    Besarnya pengaruh langsung variabel X1 terhadap Y
 
b.   Besarnya pengaruh tidak langsung variabel X1 terhadap variabel Y, melalui variabel X2
 
c.    Besarnya pengaruh total variabel X1 terhadap Y
·       Untuk jalur X2 terhadap Y:
a.    Besarnya pengaruh langsung variabel X2 terhadap Y
 
b.   Besarnya pengaruh tidak langsung variabel X2 terhadap variabel Y, melalui variabel X1
c.    Besarnya pengaruh total variabel X2 terhadap variabel Y
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t dengan kaidah keputusan apabila thitung  ≥ tα/2  atau  thitung  ≤ - tα/2 , maka H0 ditolak dan Ha diterima, dan apabila – tα/2 <  thitung  <  tα/2  maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan derajat kebebasan (dk) = n-k-1 dan α = 5%.
b.      Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:
Ho :  ……… =
Ha :  ……… =
Untuk mencari besarnya pengaruh baik langsung maupun tidak langsung antar variabel X1 dan X2 terhadap Y secara simultan atau keseluruhan adalah sebagai berikut:
·      Besarnya pengaruh total variabel X1 terhadap Y ditambah dengan besarnya pengaruh total variabel X2 terhadap Y:
Secara simultan uji statistik yang digunakan adalah uji F dengan kaidah keputusan apabila Fhitung  ≥ Fα, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika Fhitung  < Fα, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dengan derajat kebebasan (dk1) = k (dk2) = n-k-1 dan α = 5%, dimana n merupakan jumlah sampel penelitian dan k adalah jumlah variabel bebas.

3.4.1   Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menurut Riduwan dan Engkos (2008: 224):
a.    Pengujian secara individual/parsial